Thursday 24 April 2014

Sahabat

Apa sih arti sahabat?? Bagi aku secara pribadi Sahabat itu adalah segalanya, tempat berbagi suka dan duka, tempat di mana kita tidak bisa share suatu rahasia pada keluarga kita. Sahabat itu selalu ada ketika kita sedang gundah, susah, sedih, dan ketika kita sedang bad mood sekali pun.

Sahabat itu bukan orang yang suka membuka aib dan kesalahan kita ketika terjadi kesalah fahaman, bukan juga orang yang mentertawakan kita ketika kita tidak tahu apa-apa dan melakukan kesalahan, sahabat tidak pernah menjatuhkan kita dihadapan orang lain.

Aku merasa beruntung karena mempunyai sahabat yang begitu setia mendengarkan, memberi nasihat ketika aku melakukan kesalahan, memberi ilmu ketidak aku tidak tahu tentang sesuatu. Walaupun kami berjauhan satu dengan yang lain, tetapi rasa saling meyayangi rasa saling rindu untuk bersua kembali suatu hari nanti.

Sahabatku adalah wanita-wanita tangguh dan berilmu (Alhamdulillah) dipertemukan di tempat yang paling Allah SWT ridhoi, saling mengisi ketika terjadi kekosongan.

Fakta menarik menurut Adriana Ginanjar, psikolog dari Universitas Indonesia, mengatakan bahwa persahabatan antarwanita memang menguatkan bila diwarnai dengan emotional intimacy yang tinggi dan berbuat yang terbaik bagi sahabatnya.

Dalam persahabatan antarwanita, kita bisa terbuka, menjadi diri sendiri apa adanya tanpa takut dikritik. Ini adalah cara ampuh untuk mengurangi stres. Sahabat semakin penting artinya bila kita tak memiliki keluarga yang cuku mendukung. Lantas, persahabatan macam apa yang memberikan efek menguatkan? Menurut Adriana, setidaknya ada tiga kriteria.

Pertama, ada hubungan timbal balik, kedua belah pihak sama-sama merasa bersahabat. Masalahnya, ada orang yang mudah merasa dekat dan mengganggap orang lain sebagai sahabatnya, namun orang yang dianggap sahabat tidak merasa sedekat itu.

Kedua,
lebih baik bila persahabatan sudah berjalan cukup lama, sehingga kedua pihak saling mengenal dekat.

Ketiga, masing-masing tetap bisa menjadi diri sendiri dengan nyaman di depan sahabatnya.

Itu menurut ilmu Psikologi, tetapi yang paling dahsyat adalah ketika Islam memandang arti Persahabatan.
“….Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (pangilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. al-Hujuraat: 11-12).
 
Rasulullah SAW bersabda:
“Seseorang itu adalah menurut agama sahabat (karib)nya,Karena itu ada baiknya seseorang dari kamu, meneliti dulu siapa yang akan dijadikan sahabatnya”. Makna hadits di atas adalah seseorang akan berbicara dan ber-perilaku seperti kebiasaan kawannya. Karena itu beliau Shalallaahu alaihi wasalam mengingatkan agar kita cermat dalam memilih teman. Kita harus kenali kualitas beragama dan akhlak kawan kita. Bila ia seorang yang shalih, ia boleh kita temani. Sebaliknya, bila ia seorang yang buruk akhlaknya dan suka melanggar ajaran agama, kita harus menjauhinya.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
Jangan berteman, kecuali dengan orang mukmin, dan jangan memakan makan-anmu kecuali orang yang bertakwa. (HR. Ahmad dihasankan oleh al-Albani)
Termasuk dalam larangan di atas adalah berteman dengan pelaku dosa-dosa besar dan ahli maksiat, lebih-lebih berteman dengan orang-orang kafir dan munafik.
Sahabat sejati adalah Sahabat yang tidak pernah memanggil kita dengan sebutan yang buruk, tidak juga mencela dibelakang kita, juga tidak mencari kesalah-kesalahan kita.

Ciri-ciri Sahabat yang baik menurut Imam Ghazali:
1. Jika kau berbuat baik kepadanya, maka ia juga akan melindungimu.

2. Jika engkau merapatkan ikatan persahabatan dengannya, maka ia akan membalas balik persahabatanmu itu.

3. Jika engkau memerlukan pertolongan darinya, maka ia akan berupaya membantu sesuai dengan kemampuannya.

4. Jika kau menawarkan berbuat baik kepadanya, maka ia akan menyambut dengan baik.

5. Jika ia memproleh suatu kebaikan atau bantuan darimu, maka ia akan menghargai kebaikan itu.

6. Jika ia melihat sesuatu yang tidak baik dari dirimu, maka akan berupaya menutupinya.

7. Jika engkau meminta sesuatu bantuan darinya, maka ia akan mengusahakannya dengan sungguh-sungguh.

8. Jika engkau berdiam diri (karena malu untuk meminta), maka ia akan menanyakan kesulitan yang kamu hadapi.

9. Jika bencana datang menimpa dirimu, maka ia akan berbuat sesuatu untuk meringankan kesusahanmu itu.

10. Jika engkau berkata benar kepadanya, niscaya ia akan membenarkanmu.

11. Jika engkau merencanakan sesuatu kebaikan, maka dengan senang hati ia akan membantu rencana itu.

12. Jika kamu berdua sedang berbeda pendapat atau berselisih paham, niscaya ia akan lebih senang mengalah untuk menjaga.

Sahabat Sejati itu tidak seperti bayangan yang ada ketika engkau berdiri di bawah cahaya dan hilang ketika cahaya itu rendup dan padam.

Untukmu yang sedang galau, Semoga Allah memberimu Sahabat setia yang selalau menuntunmu. Dont be sad.



 





2 comments:

Annur Shah said...

Masya Allah, entahlah sahabatku dia akan benar2 menikah, wah jadi sendiri klo kemana2? hikz....
sahabat kurasa tak ada empat
sahibah, ukhuwah karna Allah SWT
Erat merapat
kenangan takkan terpisah jika kelak Tuhan menyatukan kita dalam Istana kerajaannNYA yng kekal.. Allohumma aamiin.

baca postinganmu sejuk ukht

shishi said...

syukron ukht, karena saat ini pun aku merindukan mereka. sahibahku karena itu aku menulis ini. tidak gampang dan juga tidak mudah menemukan sahibah yang setia dan menerima kita apa adanya...
la tahzan ukht... walaupun nnt kita dan sahibah kita menikah insyaAllah tetap terjalin karena hubungan kita persahabatan kita karena Allah. amiin