Saturday 12 April 2014

IA

Dear Masalalu, apa kabar? Aku hampir saja melupakanmu, melupakan apa yang telah kita lewati bersama, apa yang kita alami, apa yang kita rasakan, dan segala rahasia yang telah kita simpan. Jika saya rasa kesepian ini tidak datang, mungkin aku telah melupakannmu lebih jauh. Haaahhhhh....!! tapi aku bersyukur karena kesepian ini, setidaknya aku masih bisa mengingatmu walau sedikit. Kita bisa bermuhasabah, menilai seberapa jauh kita berbuat, seberapa bodohnya kita dulu.

Masa lalu, kenapa kau tidak bisa menghilangkan sosok itu?? Sesosok yang hampir saja 'membunuh kita'. Dia tetap saja berdiri tegap di sana, di taman itu. Dimana Ia selalu setia menungguku, disaat itu, dijam itu, di tengah musim dingin yang mulai mencair, dia tetap ada di sana dengan tatapan mata yang sayu menatap kepergian kita yang semakin jauh dari sisinya.

Ia mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh, agar hatinya pun tidak terjatuh. Ia dengan sikap kerasnya, sekeras hentakkan suaranya agar meminta kita pergi dari sisinya. Tanpa melawan, tanpa sepatah katapun kita pergi dengan hati yang patah.

Apa kabar Ia kini? Apa kabar ia dengan pendirian kerasnya? Apa kabar ia dengan kesendirian dan rasa sepinya? Melihatnya dari jauh, melihat ia tetap setia berdiri di sana walaupun kita telah pergi dari sisinya. Membuatku menangis ingin kembali tetapi sudah tidak mungkin.

Tolong lupakan Ia, lupakan!!!! Agar kita bisa menyembuhkan dan menghilangkan luka yang Ia buat. Tangisan yang tiada henti selama satu tahun ini, kukira sudah cukup! Cukup membuat kita terluka dan mati suri dalam hidup.

Biarkan kita mencari kebahagiaan yang lain, dan Ia tetap dengan kesendiriannya dan keras kepalanya tetap berdiri di sana. Di taman tempat ia selalu menunggu kita. Di Negeri beton yang dingin.

Thankyou for the memories

2 comments:

Ave Ry said...

Kesepian bisa membunuh... Menderu cepat kita melaju jika tak mau tergilas zaman. Anak-anak 'akhir zaman' yang berjibaku dengan fitnah dunia dan idealisme akhirat. Bersyukur, bersyukur atas alarm diri yang walaupun lemah namun masih berfungsi. Bersyukur pada memory, mendewasakan diri, mempelajari kisi-kisi kehidupan untuk selanjutnya memperbaiki... Mari, mari sahabat kita saling menyemangati :)

shishi said...

Setiap peristiwa ada hikmah yang tertinggal, agar kita dapat memaknai hidup. mensyukuri apa yang kita dapat, kita alami. Allah punya skenario tersendiri untuk kita... Hidup itu penuh kejutan. Tinggal bagaimana kita menyikapinya... YOSHHHHHH!!!!